Sejarah Kepemimpinan
Sejarah Historis, awal terbentuknya Desa Punggur Kecil dimulai dengan kedatangan pemberontak dari bumi Sriwijaya itu adalah H.Abd. Malik Bin Umar beserta para pengikutnya. Berhubungan aparat berwenang Belanda melakukan segala macam cara memadamkan api pemberontakan itu, maka mereka memutuskan untuk hijrah ke daerah-daerah yang lebih aman dengan menghilangkan semua identitas mereka, ada diantaranya yang hijrah ke Riau daratan dan lautan, Batavia, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, bahkan keluar Indonesia seperti Singapura dan Semenanjung Melayu. Adalah H.Abd Malik dan istrinya Hj. Rugaya ( nama cina: Lim Po Sin ) dan para pengikutnya hijrah ke Kalimantan Barat ( Borneo Barat ), dan mendarat di Sungai Kakap kab. Pontianak sekitar tahun 1850.
Selama menetap di Sungai Kakap beliau dan para pengikutnya mencari nafkah dengan mencari ikan, bertani, berkebun dan berdagang. Beliau dikaruniai putra dan putri yaitu diantaranya bernama A. Rahad lahir sekitar Tahun 1860 M di Sungai Kakap dengan para pengikutnya sekitar tahun 1883 melakukan Ekspedisi ke daerah-daerah aliran sungai di sekitar Sungai Kakap, mencari daerah-daerah baru yang kemungkinan bisa dibuka untuk tempat pemukiman, berkebun, bertani dan lain-lain. Beliau dan rombongan kecil berhasil menemukan muara sungai yang cukup strategis yang kemudian disebut dengan Kuala Sungai Punggur. Pada tahun 1886 dengan izin Allah SWT, pembukaan sebagian besar kampung telah rampung dan kampung yang baru telah dibuka A. Rahad beserta para pengikutnya itu harus di beri nama. Mengenai pemberian nama Punggur Kecil untuk kampung yang baru jadi tersebut terdapat beberapa versi antara lain nama Punggur di ambil dari istilah ranting rebah atau ranting mati, sejenis pohon yang munggur tidak berdaun dan tidak berdahan, beranting dan berdaun lagi tetapi tetap tegak tidak tumbang yang banyak terdapat sepanjang sungai dikawasan tersebut.
Berhubung kampung Punggur kecil sudah semakin luas kawasannya dan penduduknya semakin bertambah dan sebab-sebab lainnya, maka agar jalannya pemerintahan desa menjadi lancar dan efektif pada tahun 1938 oleh pemerintah kerajaan Kesultanan Pontianak Punggur Kecil dipecah menjadi dua yakni Punggur Kecil dan Punggur Besar, masing-masing oleh Bujang Bin Ahmad setelah menunaikan Ibadah haji dengan nama H. M. Nur bin Ahmad atau H. Bujang bin Ahmad sebagai penggawa Punggur Kecil dan Jali bin Lajim sebagai penggawa Punggur Besar. Sedangkan yang menjadi Matoa/kepala Kampung sekarang seketaris desa untuk kedua kampung tersebut di rangkap oleh H. Jauhari bin Haris, satu-satunya perangkat desa yang bisa baca tulis pada saat itu.
NAMA DAN MASA JABATAN KEPALA DESA
DESA PUNGGUR KECIL
